Selama ini santri lulusan pondok pesan-tren masih sedikit yang membahas
suatu permasalahan dengan menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum. Padahal
ilmu-ilmu umum sangat mendukung terhadap permasala-han agama.
Contoh kecil dalam
permasalahan zakat misalnya, untuk menghitung berapa zakat yang harus
dikeluarkan, dibutuhkan ilmu hitung atau matematika agar jawaban yang diperoleh
lebih akurat.
Lebih lanjut jika
pembahasan yang diambil itu adalah tentang al-Quran yang kebetulan ayat-ayatnya
mengisyaratkan untuk menjelaskan ilmu-ilmu umum, maka untuk mendapatkan
informasi lebih tentang itu, tentunya harus mempelajari dan mengkaji ilmu-ilmu
umum, baru kemudian dicocokan dengan ayat tersebut.
Seperti yang
diungkapkan oleh Prof. Dr. Quraish Shihab ketika menafsirkan surat ad-Dzariat ayat
47, ”Dan langit kami bangun dengan ’tangan-tangan’ Kami, dan sesunguhnya
Kami benar-benar Maha Meluaskan”. Maksud dari kata meluaskan menurut beliau
adalah bahwa alam semesta yang kita huni ini terus menerus berkembang dan
berkembang. Ini dikenal dengan teori
ekspansi. Teori tersebut menjelaskan nebula di luar galaksi tempat kita tinggal,
menjauh dari kita dengan kecepatan yang berbeda-beda. Karena jauh sebelum kita
menempati planet ini, tata surya dan berbagai macam galaksi sudah terbentuk
terlebih dahulu tetapi belum ada kesempurnaan.
Begitulah kira-kira
hasil penggabungan antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum. Ilmu-ilmu umum
menjadi penunjang bagi ilmu-ilmu agama serta menjadi tambahan khazanah Islami.
Sebelum
mempelajari suatu ilmu dan beranjak
untuk membahas suatu permasalahan, terlebih dahulu kita harus mengetahui mana
ilmu inti dan mana ilmu bantu. Apakah al Quran, ilmu tafsir, hadits, fiqh
termasuk ilmu inti? Dan ilmu biologi, matematika, sosiologi, fisika termasuk
ilmu bantu? Sehingga konsentrasi terhadap ilmu-ilmu agama bisa lebih optimal.
Perlu adanya
penjelasan tentang hal itu agar kita tidak terkecoh oleh pelajaran-pelajaran
yang dipelajari. Karena pembahasan yang diambil menyangkut permasalahan agama.
Untuk menggabungkan
antara ilmu agama dan ilmu umum tentu tidaklah mudah. Karena dibutuhkan suatu
ketelitian dan kesabaran serta wawasan yang memadai. Penulis yakin santri yang
belajar di pondok pesantren sudah barang tentu mampu dan mengusai ilmu-ilmu
agama, apalagi jika santri tersebut berpendidikan di pondok pesantren yang notabenenya
adalah salafiyah, serta banyaknya santri yang mondok telah puluhan tahun.
Kenapa harus santri
yang menggabung-kan antara kedua ilmu ini? Ya, karena santrilah yang dianggap
mampu untuk mengerjakan tugas ini. Karena inti persoalan adalah masalah agama.
Sedangkan ilmu umum hanya sebagai penunjang untuk memahami lebih lanjut tentang
permasalahan agama.
Dengan begitu
kemampuan seorang santri tidak hanya sebatas sebagai seorang da’i, imam tahlil,
imam masjid. Melainkan seorang santri yang hebat, berpengetahuan yang luas
serta berkeyakinan teguh terhadap agama Islam. Wallahu A’lam.